Semakin kita menginginkan diri kita menggenggam banyak hal, sebenarnya hal itu menandakan bahwa semakin jauh kita dariNya, semakin lemah iman kita, semakin renggang level tawakal kita, semakin lupa diri kita tentang hakikat sesungguhnya dari kehidupan. Hidup bukan hanya soal meminta dan meminta sesuatu, sayang. Hidup juga tentang menerima dan bersyukur atas apapun yang terjadi dan diberikan. Meski terkadang yang datang tidak sesuai ekspektasi. Meski yang selalu kita ekspektasikan kadang tak pernah menyentuh kenyataan. Tentang suatu hal, sebenarnya Allah tidak menyuruh kita melupakan. Dia hanya menyuruh kita mengikhlaskan karenaNya. Sebagai bukti apakah kita sebenar-benarnya mencintaiNya. Memangnya masuk surga tidak perlu pembuktian?. Memangnya untuk menyandang gelar orang yang bertakwa tidak perlu ujian?. Kadang diri sudah mengerti teori, tapi hati susah menerapkan. Kadang bukan takdir atau orang lain yang kejam, tapi diri sendiri yang tanpa sadar gemar menyakiti hati. Misalnya, dengan menginginkan terlalu banyak hal, dengan menginginkan hal yang sejak dulu sudah dilepaskan, dengan menginginkan apa yang bukan untuknya, dengan menginginkan segala sesuatu berjalan sesuai kehendaknya, atau dengan menginginkan apa saja yang orang lain inginkan. Padahal dunia bukanlah tempat untuk mengabulkan segala permintaan. Dunia justru tempat untuk mengerjakan dan melewati ujian. Dan ujian pada dasarnya lebih sering tidak menyenangkan dan sungguh menjemukan. Di dunia ini, jika hati terlalu lekat pada sesuatu, mungkin kita sendirilah yang pada akhirnya akan terluka. Di dunia ini, jika hati terlalu mendambakan sesuatu, mungkin kita sendirilah yang pada akhirnya akan menelan kekecewaan yang pahit. Akankah aku bisa melalui semua ini dengan penuh kesadaran sehingga menjadi kuat, tahan banting, dan pada akhirnya selamat?
Hon Nurizza
Komentar
Posting Komentar