Hai, lama rasanya saya
tidak menulis panjang lebar lagi. Setelah maju mundur niatnya untuk menuliskan
tentang pengalaman saya yang satu ini, akhirnya saya memutuskan untuk
melakukannya saja. Saya berpikir bahwa pengalaman saya ini harus sesegera
mungkin saya ikat dengan tulisan agar tidak terlupakan begitu saja. Saya juga
berharap tulisan saya nanti bisa bermanfaat bagi pembaca yang memiliki impian
yang sama dengan saya, minimal bisa memberi mereka semangat untuk terus memperjuangkan
impian mereka meski banyak sekali arang melintang yang datang.
Tanggal 7 Agustus tahun 2019 lalu adalah hari yang paling
menakjubkan bagi saya. Pada pagi harinya, saya berusaha sekuat tenaga untuk
bangun dan mengumpulkan tenaga agar kembali semangat mempersiapkan wawancara
beasiswa LPDP tahap 1 non LoA yang akan saya lakukan pada tanggal 21-22 Agustus
nanti di Surabaya. Terus terang, hari-hari sebelumnya saya sempat sangat malas
sekali berusaha sedikit lagi untuk tahap akhir beasiswa LPDP ini.
Pasalnya, sebelum itu, tepatnya pada tanggal 17 Juli 2019 saya sudah melakukan
seleksi akhir wawancara beasiswa PMDSU di Universitas Brawijaya bersama calon
promotor & perwakilan akademik pascasarjana dan saya merasa bahwa mungkin
akhirnya saya harus merelakan impian saya mendapat beasiswa PMDSU karena tes
wawancara saya tidak berjalan maksimal. Waktu itu, saya tetap berusaha
memaksakan diri saya untuk berlatih wawancara LPDP dengan diri sendiri, biar
tidak terulang lagi pengalaman wawancara PMDSU yang tidak maksimal itu, pikir
saya. Sembari berlatih, sesekali saya mengintip pesan masuk di WA saya,
terutama dari grup WA salah satu universitas di Indonesia yang isinya para
pendaftar PMDSU. Saat itu, mereka sedang berdiskusi mengenai
kemungkinan daftar ulang tanpa membayar spp dahulu dan berbagai prosedurnya.
Di sana, saya hanya menyimak sambil meneguhkan diri untuk tidak pusing mengenai
perihal daftar ulang, “Oke, tidak usah mikirin penundaan spp. Saya tidak akan
pakai uang orang tua untuk bayar kuliah S2, saya harus perjuangkan beasiswa,
kalau tidak PMDSU, ya LPDP”. Ya, sampai se-pesimis itu saya waktu itu untuk
bisa lolos PMDSU.
Sekitar pukul 11 siang, ketika saya tengah asik sendirian
di ruang tamu, saya menerima pesan masuk dari
seseorang di grup salah satu universitas tersebut. Rupanya file Pdf pengumuman
nama-nama yang lolos PMDSU Batch V sudah ada. Oke, saya tentu akan pembukanya,
tetapi terlebih dahulu menenangkan dan meneguhkan hati bahwa tidak apa-apa
kalau toh nama saya tidak ada di dalamnya. Perlahan saya scroll, terus, terus,
sampai ketemu nama universitas dan promotor tujuan saya. Begitu Maha Besarnya
Allah yang selalu mendengarkan doa-doa orang tua saya dan saya, nama saya
tercantum di sana, diurutan 50-an. Saya nyaris tidak percaya waktu itu. Menjadi
awardee PMDSU Batch V bagi saya adalah impian yang terlalu indah untuk menjadi
nyata dulunya.
Selanjutnya, saya akan lebih menulis poin-poin penting
mengenai tips dan trik dalam mendapatkan beasiswa PMDSU berdasarkan pengalaman
saya sendiri. Saya belum tahu apakah beasiswa ini akan dibuka kembali tahun
depan atau kapan akan dibuka lagi , tapi setidaknya beasiswa ini pasti akan
dibuka oleh pemerintah mengingat Indonesia saat ini tengah gencar-gencarnya
melakukan pembangunan di bidang peningkatan kualitas sumber daya manusia
utamanya di sektor STEM.
1. Kenalan dulu
baik-baik sama PMDSU
Yang
perlu kalian ingat kalau mau jadi beasiswa hunter adalah setiap beasiswa punya
karakteristik masing-masing dan mengenali tiap-tiap ciri khasnya bisa sangat
membantu kita untuk lolos. Contohnya, beasiswa LPDP memiliki kriteria mencari
pemimpin masa depan yang punya kontribusi yang konsisten dan berkesinambungan,
sehingga kalau mau dapat beasiswa LPDP harus banyak pengalamannya, baik
prestasi, organisasi, kontribusi, dan lain sebagainya dalam satu bidang yang
diyakini dapat membangun bangsa Indonesia, sedangkan IPK umumnya tidak terlalu
diperhitungkan asalkan memenuhi persyaratan di tahap awal. Bagaimana dengan
beasiswa PMDSU? Secara lebih lengkap, beasiswa ini mencari calon dosen dari
para sarjana unggul untuk dididik selama 4 tahun sampai mendapat gelar doctoral,
sehingga dapat meningkatkan kualitas riset, publikasi, dan sumber daya manusia.
Dalam beasiswa PMDSU, besarnya kontribusi kalian ke masyarakat bisa jadi tidak
berpengaruh, sebaliknya besaran IPK kalian bisa jadi amat berpengaruh karena
awardee PMDSU sendiri untuk bisa lanjut ke tahap doctoral harus memenuhi
persyaratan IPK tertentu yang tentu saja nilainya tidak kecil.
Ilustrasi seorang peneliti biologi
Selain
harus baca file pdf. yang berisi mengenai sejarah, alur, persyaratan, dan
lainnya yang dapat diunduh di website PMDSU, kalian juga harus rajin cari info
ke para awardee. Ada banyak sekali caranya, mulai dari nanya ke kating kalian
yang awardee, gabung dengan grup WA atau telegram sesama pejuang, serta ikut
seminar-seminar online yang pembicaranya adalah awardee PMDSU. Lalu, gimana
kalau kamu nggak punya kenalan awardee atau sedang tidak ada seminar online?
Gampang saja, browsing saja blog mereka di website, lalu hubungi via email atau
kolom komentar buat tanya-tanya. Saya dulu juga melakukan hal-hal ini dan
Alhamdulillah kakak itu sangat welcome dan mau membantu saya.
2. Jika kalian masih
kuliah S1
Kalau
kalian masih ada di bangku kuliah dan bermimpi suatu saat bisa mendapatkan
beasiswa ini, kalian bisa melakukan beberapa hal berikut. Pertama, pilih hanya
1 bidang penelitian yang sangat kalian sukai dan akan kalian tekuni. Jadi, kalau
kalian mau magang, PKL, skripsi, bikin PKM, dll usahakan meneliti dan
mempelajari satu bidang yang sudah kalian pilih itu. Dengan demikian, calon promotor
kalian pasti akan memandang bahwa kalian adalah orang yang konsisten dan punya
dasar yang kuat dalam bidang itu, sehingga peluang kalian dipilih akan semakin
besar (FYI, keputusan lolos atau tidaknya beasiswa PMDSU lebih ditentukan oleh promotor, sementara dikti lebih ke memastikan peserta memenuhi persyaratan dan mengesahkan pilihan promotor saja). Ya, itu adalah kondisi ideal, baik dilakukan sebelum terlambat.
Bagaimana
kalau riwayat penelitian saya selama S1 tidak linier? Kamu harus tenang.
Biarkan saya bercerita dulu. Sebagai mahasiswa biologi di tingkat S1 dulu, saya
magang dan PKL di bidang genetika molekuler tanaman tetapi skripsi saya tentang
fisiologi hewan. Disini, kamu bisa mengambil kesimpulan bahwa meskipun bidang
penelitian kita dulu tidak linier, selagi kita memilih topik skripsi kita
sebagai bidang penelitian kita dan memilih promotor yang bidangnya sesuai
dengan topik kita itu, kita masih mungkin untuk lolos. FYI, topik saya sekarang
juga banyak menggunakan teknik-teknik molekuler nantinya, meskipun sampelnya
sel hewan. Jadi, usahakan meskipun ada pengalaman yang terpaksa beda bidang, tetap ada yang
berkesuaian di sana.
3. Persiapkan
syarat-syaratnya jauh hari, dadakan bisa berarti gagal
Sekadar
informasi, beasiswa PMDSU tahap V lalu hanya dibuka tahap pendaftarannya dalam
kurun waktu kurang dari dua minggu meskipun pada akhirnya ada perpanjangan beberapa hari. Di masa yang pendek itu, kalian harus
mengumpulkan berbagai dokumen yang harus diupload di website dikti beserta
menentukan satu nama promotor dan universitas tujuan yang tidak bisa diganti
setelah kalian submit. Dokumen-dokumen yang diupload meliputi surat pernyataan,
ijazah, transkrip, surat rekomendasi, surat sehat, dan surat bebas narkoba.
Selain
itu, kalian harus menghubungi promotor via email. Hubungi beliau sesegera mungkin
pasca dikti merilis daftar promotor, jangan menunggu pendaftaran di website
dibuka, sebab promotor biasanya tidak akan secara cepat membalas email kalian.
Tulis dengan bahasa yang sopan dan santun dengan melampirkan CV, ijazah,
transkrip, sertifikat TOEFL, sertifikat TPA, dan sertifikat prestasi yang
kalian punya. Hal ini akan membantu promotor melihat kualifikasi kalian tanpa
mereka harus memintanya pada kalian sementara promotor biasanya sibuk. Dalam
kasus saya, promotor saya membalas email saya setelah 5-6 hari. Memang harus
sabar dan terus berdoa agar Allah menggerakkan beliau untuk membuka email dan
membalas pesan kita.
Satu
hal lagi yang harus kalian lakukan adalah mendaftar di pascasarjana universitas
tujuan. Agar diterima sebagai mahasiswa S2, kalian harus mengikuti serangkaian
seleksi yang biasanya berbeda-beda tiap universitas. Oleh karenanya, agar
kalian bisa daftar di universitas manapun yang kalian ingikan di Indonesia demi
beasiswa PMDSU dimana kalian baru bisa mengetahui promotor dan universitas mana
yang kalian tuju setelah mendekati pembukaan pendaftaran, paling tidak kalian
harus sudah memiliki sertifikat TOEFL ITP dan TPA Bappenas jauh-jauh hari.
Mengapa jauh-jauh hari? Karena kedua tes tersebut harus dibooking dulu dan
butuh waktu dua minggu untuk mendapatkan sertifikat. Tips satu ini akan sangat
membantu kamu, tapi sebenarnya sifatnya tidak wajib karena ada universitas
tertentu yang tidak mewajibkan satu atau keduanya atau memberi keringanan bagi
pelamar beasiswa PMDSU, misalnya seperti cukup melampirkan bukti pendaftaran
tesnya. Untuk mengetahui hal ini, kalian bisa telfon langsung ke akademik
pascasarjana universitas incaran kalian.
4. Tentang memilih
promotor yang tepat
Ada
sebuah ketakutan bagi pelamar PMDSU untuk melamar promotor yang bukan dari
universitas asal mereka. Sebab, secara logika memang promotor akan cenderung
memilih peserta yang satu almamater dengan mereka jika dibandingkan dengan
peserta dari universitas lain, anak sendiri kok, sudah tahu kualitasnya lagi hehe. Eits, jangan salah.
Banyak juga kok promotor yang menyeleksi peserta secara objektif dan akhirnya
memilih peserta yang bukan dari universitas asal. Jadi, jangan pernah takut
untuk melakukan hal itu. Seperti yang sudah saya sampaikan, pilihlah promotor
yang sesuai bidang penelitiannya dengan topik skripsimu dan mayoritan matkul
yang pernah kamu ambil. Disana, promotor akan melihat kamu sebagai mahasiswa
yang tidak “mentahan” kalau disuruh menekuni penelitian di bidang yang beliau
ampu.
Satu
tips lagi adalah pilihlah promotor yang berasal dari jurusan yang sama dengan
jurusanmu. Meskipun ada beberapa kasus mahasiswa biologi yang memilih promotor
dari jurusan kedokteran karena penelitiannya selaras dan mereka akhirnya lolos,
tapi tetap saja jika kita memilih promotor dari jurusan yang sama dengan kita, hal itu akan memperbesar peluang kita untuk diterima, apalagi jika kita berasal
dari universitas yang berbeda dari beliau.
Bagaimana
cara meyakinkan promotor yang bukan berasa dari universitas asal kita? Selain
melalui email beserta lampiran-lampiran yang dikirim, saya dulu juga mendapat
saran dari salah satu awardee di seminar online untuk menemui beliau langsung
di kampus sambil membawa proposal penelitian. Masuk akal sih karena hal itu
akan menunjukkan betapa kita serius dalam melamar menjadi mahasiswa bimbingan PMDSU
beliau. Kalian juga boleh banget melakukan hal ini. Tetapi, yang perlu diingat
adalah tidak semua promotor bersedia untuk ditemui. Ada beberapa dari mereka
yang super sibuk karena jabatan yang diemban, sehingga mereka lebih menyukai komunikasi
via online.
Terus
terang, saya tidak mempraktikkan tips yang satu ini, tetapi satu yang penting
adalah yakinkah Allah kalau kita pantas menerima beasiswa PMDSU, nanti biar
Allah yang meyakinkan promotor kita. Teruslah berdoa agar Allah membolak-balik hati promotor kita untuk memilih kita sebagai mahasiswa bimbingannya. Then, finally it does work for me!.
5. Tentang membuat
proposal penelitian
Kebanyakan
universitas di Indonesia, jika ingin mendaftar S2 harus membuat proposal atau
rencana penelitian. Jika tidak mensyaratkan, sepertinya akan ada perintah
khusus dari promotor untuk membuat proposal ini. Hal yang harus kalian lakukan
adalah buat proposal penelitian dengan topik yang calon promotor kalian
cantumkan di web dikti, jangan buat yang lain. Karena waktu membuat proposal
untuk beasiswa ini biasanya tergolong singkat, dalam kasus saya hanya tiga
hari, banyak-banyaklah berdoa pada Allah agar diberi percepatan pengetahuan dan
pemahaman dalam menulis proposal yang akan menentukan nasib kalian di tahap
wawancara ini. Banyak-banyaklah baca mengenai paper yang sudah dipublish oleh
promotor kalian beserta CV beliau yang bisa kalian temukan di google. Dalam
membuat proposal, kutiplah paper promotor kalian dan cantumkan namanya di
daftar pustaka. Satu lagi, berkonsultasi dengan dosen pembimbing kalian ketika
S1 dulu dalam pembuatan proposal juga akan sangat membantu. Akan tetapi, jika
tidak ada waktu yang tersisa, it’s okay, bismillah aja, yang penting sudah
sepenuh hati dan tenaga dalam membuatnya.
6. Akan ada banyak
halangan, tapi jangan berhenti!
Dalam
perjuangan saya selama hampir setahun mencari beasiswa studi lanjut, saya
akhirnya menyadari bahwa usaha yang keras dan rajin berdoa saja tidak cukup,
tetapi ada komponen takwa disana. Dalam surah At-Thalaq ayat 2-3, disampaikan
bahwa siapapun yang dapat meningkatkan takwa, Allah akan berikan
baginya jalan keluar untuk setiap masalah dan rezeki dari arah yang tidak
disangka-disangka. Perbaiki niat dulu karena apa mau dapat beasiswa? Apa
jangan-jangan hanya ingin uangnya dan gelarnya atau agar nantinya bisa
mengamalkan ilmu sehingga menjadi bermanfaat dunia akhirat bagi sesama dan diri
sendiri? Banyakin mengaji, sebab mana tahu cara meningkatkan takwa, kalau tak
ada ilmunya? Ya, beasiswa memang urusan dunia, tapi untuk mendapatkannya dan
untuk memanfaatkannya nanti adalah urusan dunia akhirat, bahkan bisa
mengantarkan ke surga, Insya Allah. Kalau bisa, jangan cuma kamu yang
meningkatkan takwa dan banyak berdoa, tapi kedua orang tuamu juga. Sebab,
kesuksesan seorang anak bisa jadi karena doa kedua orang tuanya yang terkabul.
Berdasarkan
pengalaman saya mendaftar beasiswa PMDSU, ada banyak sekali rintangan yang
harus saya hadapi, tidak seperti beasiswa-beasiswa lain yang saya juga
perjuangkan. Tapi, siapa sangka ternyata PMDSU-lah yang ternyata rezeki saya.
Berikut adalah list-nya:
- Ditinggal pulang dosbing saat mau minta surat rekomendasi, akhirnya nyusulin ke rumah beliau
- Buat proposal (Bab 1-3) dalam waktu 3 hari nyaris non stop sambil dibayang-bayangi belajar untuk tes SBK LPDP
- Promotor yang sulit dihubungi padahal mau minta surat kesediaan pembimbing yang wajib dipenuhi agar bisa mendafar pascasarjana
- Sulit menghubungi akademik fakultas mengenai persyaratan dan deadline PMDSU
- Bolak-balik ke kantor pos selama beberapa hari untuk mengirim berkas ke universitas
- Nomor WA diblokir salah satu staf fakultas
- Jadwal wawancara dengan pihak fakultas berbarengan dengan tes SBK LPDP, akhirnya harus diwawancara pada malam hari via online, itu pun harus susah payah mengingatkan pewawancara
- Mendadak dipanggil ke Malang untuk tes wawancara lagi bareng promotor, harus segera pesan tiket dan melakukan perjalanan jauh sembari membuat rangkuman penelitian, persiapan minim buat wawancara besoknya
- Beberapa pertanyaan pewawancara tidak bisa saya jawab karena persiapan minim itu
- Saya tidak punya pengalaman publikasi sama sekali padahal publikasi bisa kasih nilai plus, sementara kedua pesaing saya sudah banyak pengalamannya.
Semua
rintangan tersebut terasa berat, melelahkan, dan ada yang menyakitkan
bagi saya. Semua list yang saya tulis itu bahkan belum termasuk rasa lelah, jenuh, khawatir, takut, sedih, malu, minder, dan lainnya yang menemani perjalanan saya selama 8 bulan mencari beasiswa S2. Tapi, waktu itu, meskipun sulit, saya memutuskan untuk menjalaninya sampai akhir
saja, sampai tidak ada lagi yang harus dilakukan untuk mendapatkan beasiswa, sampai Allah saja yang nantinya menentukan apa yang terbaik bagi saya.
Sekian
tulisan panjang saya kali ini. Semoga bisa memberi manfaat dan semangat bagi
kalian, khususnya calon awardee PMDSU Batch selanjutnya. Semoga pula bisa
menjadi pengingat bagi saya mengenai kebesaran Allah, untuk selalu bersyukur,
untuk tidak menyia-yiakan hal ini, dan untuk memanfaatkan kesempatan sebaik
mungkin. Good luck and See yaa…
-Hon Nurizza-
Komentar
Posting Komentar