Tentang suatu kata yang disebut mimpi
Yang hanya dimiliki oleh manusia pemberani
Atau si penakut yang menjadi berani karena memutuskan mengejar mimpinya
Dan mimpi memang seajaib itu
Memiliki suatu impian besar dalam hidup adalah suatu anugerah tersendiri
Karena beberapa orang tidak memilikinya
Karena beberapa orang tidak memilikinya
Jadi mereka tidak tahu bagaimana rasanya mengejar mimpi
Aku sama sekali tak bermaksud memandang mereka sebelah mata
Beberapa dari mereka yang hidup tanpa mimpi, tetap mampu bahagia, bahkan bermanfaat bagi sekitarnya
Tapi si yang punya mimpi...
Apalagi jika Allah kasih ia kesempatan mengejar mimpinya
Haruslah banyak bersyukur atas nikmat yang Allah berikan itu
Karena bahkan tak semua orang yang punya mimpi memiliki kesempatan itu
Karena beberapa dari mereka tidak seberani itu untuk mengambil resiko dan keberanian demi memperjuangkan mimpinya itu
Karena beberapa dari mereka tidak seberani itu untuk mengambil resiko dan keberanian demi memperjuangkan mimpinya itu
Mimpi pada hakikatnya adalah sebuah ujian
Karena manusia hidup yang mendamba surga pastilah diuji dengan berbagai macam hal, termasuk impiannya sendiri
Seberapa cinta kita terhadap impian kita?
Seberapa besarkah kita ingin impian itu terwujud?
Seberapa khawatir dan takut kah kita kalau nanti impian kita gagal terwujud?
Tapi sayang, soal ujiannya bukan semua itu
Pertanyaan sebenarnya yang harus dijawab adalah...
Seberapa cinta dan yakin kah kita pada Allah hingga kita sanggup untuk slalu memprioritaskanNya diatas usaha-usaha meraih impian kita?
Seberapa besar kita percaya bahwa Allah akan mengabulkan doa-doa hambaNya yang dengan tulus memohon padaNya?
Seberapa besar kita yakin bahwa Allah adalah perencana dan pengatur terbaik bagi hidup kita?
Seberapa bisa kita memahami bahwa apapun yang terjadi nanti, meski tak seperti yang kita inginkan, adalah hal terbaik yang Allah tetapkan demi kebaikan kita sendiri atas dasar ke-Maha TahuanNya?
Seberapa besar keniscayaan kita atas takdirNya bahwa kondisi apapun yang kita sedang hadapi sekarang adalah atas izinNya dan adalah yang terbaik bagi kita?
Mengejar mimpi memang butuh konsistensi, kesabaran, dan fokus yang tinggi
Hingga terkadang hampir 24 jam hidup kita dipakai hanya untuk menggapainya
Tenaga, hati, dan pikiran kita nyaris seutuhnya dikerahkan hanya demi menggapainya
Padahal...
Mimpi tak pernah Allah ciptakan untuk jadi sediktator itu
Mimpi memang bagian dari kehidupan
Tetapi kita tidak hidup hanya untuk bermimpi
Jangan-jangan selama ini kita berdalih terus menerus mengejar mimpi karena telah kita refleksikan mimpi itu untuk kepentingan akhirat kita?
Tapi benarkah klaim kita itu jika dalam proses mengejar mimpi sampai melalaikan kita dalam beribadah dan memudarkan kepasrahan kita pada kebesaran Tuhan?
Tentang rasanya mengejar impian
Awalnya kita kan merasa kewalahan karena gelisah, takut, sedih, dan lelah berdamai dengan waktu, kesulitan, dan kejenuhan
Tapi akhirnya kita menyadari bahwa kita bisa membuktikan cinta kita pada Sang Maha Pencipta lewat mengejar mimpi
dengan tidak mengkhawatirkan masa depan, meletakkan nasib mimpi hanya di tangan Sebaik-baik perencana dan pengatur kehidupan, sembari mengusahakan dan melangitkannya dengan sungguh-sungguh tanpa melalaikan kewajiban kita sebagai seorang hamba
Bukankah Allah hanya akan memberi apa yang terbaik bagi kita saja karena Dia Sang Maha Menyayangi?
Bukankah apa yang kita sukai belum tentu baik bagi kita menurut kacamata Sang Maha Tahu?
Bukankah tidak ada yang tak mungkin di tangan Sang Maha Menghendaki?
Dan, tugas kita sebenarnya sederhana
Yaitu memastikan diri selalu dekat dan patuh padaNya
Karena dengan demikian, apapun yang terjadi nanti, semua akan baik-baik saja
Bahkan jika tiba saatnya kita dipanggil pulang, insya Allah kan kita dapatkan kebahagiaan sejati yang kekal, dimana kita tidak pernah lagi menangis karena kesulitan atau menderita karena suatu kegagalan, juga akan mendapatkan apapun yang kita bayangkan....
Ya, Kamu benar!
Mimpi memang seajaib itu.
Ya, Kamu benar!
Mimpi memang seajaib itu.
Hon Nurizza
Komentar
Posting Komentar