Tentang Manusia yang Seringkali Mengecewakan


Kadang kita butuh seseorang untuk menemani, untuk sekadar menghabiskan waktu menunggu bersama, atau sekadar untuk mengingatkan bagaimana rasanya ditemani
Sayangnya kita tidak menemukan satupun
Lalu tenggelam dalam sendiri yang memabukkan

Kadang kita berharap seseorang peduli
Pada kita yang sedang mengeluarkan air mata diam-diam
Pada kita yang ternyata menyimpan duka dalam lubuk hati
Sayangnya, orang itu sama sekali tidak peka, tidak pernah menyangka sedikitpun bahwa di balik senyum manis kita, ada luka berdarah yang sengaja ditutupi
Lalu kita tenggelam dalam luka yang berdarah yang bertambah parah itu

Kadang kita memberanikan diri menanyakan kabar
Sekadar ingin tahu bagaimana keseharian seseorang itu berlalu
Dan seseorang itu lalu asyik menceritakan kisahnya
Tanpa sadar bahwa seseorang yang bertanya itu, sebenarnya menyimpan cerita yang juga ingin ia kisahkan
Akhirnya kita mengurungkan niatan,
Lalu tenggelam dalam pusaran cerita yang tak tersampaikan itu

Kadang kita merasa memiliki seseorang
Menganggap orang itu nomor satu di hati kita
Sesosok yang paling istimewa, kado spesial yang diberikan oleh Tuhan
Yang selalu kita ingat dan bangga-banggakan
Tapi orang itu hanya menaruh kita di nomor sekian
Bahkan dalam hatinya, kita bisa terlupakan dan tergantikan
Lalu kita tenggelam dalam kekecewaan, sadar bahwa tidak ada satupun manusia yang bisa memiliki hati manusia lain

Kadang kita berharap didengarkan dan ditenangkan
Ketika kita akhirnya memutuskan untuk menceritakan suatu kisah menyesakkan pada seseorang
Ketika kita yang akhirnya memutuskan untuk sekadar melepas beban berat di pundak dengan berbagi dengannya
Tapi orang itu justru menganggap beban itu ringan
Berceloteh riang, mengabaikan kesedihan yang kita rasakan
Atau memberikan solusi yang tak kita harapkan
Lalu kita tenggelam dalam penyesalan, karena seharusnya kisah itu lebih baik tetap dipendam

Kadang kita berharap diapresiasi dan dihargai
Atau sekadar ingin berbagi kebahagiaan
Atas apa yang selama ini kita usahakan atau yang akhirnya bisa kita rengkuh setelah lelah diperjuangkan
Tapi, kita justru diabaikan, dianggap sekadar angin lalu
Tapi, orang itu justru tidak peduli, meremehkan apa yang kita pandang membahagiakan
Enggan ikut berbahagia dengan kebahagiaan kita
Lalu akhirnya kita tenggelam dalam tahu yang menyesakkan

Terkadang memang manusia semengecewakan itu
Tapi akhirnya kita sadar, bukan?
Bahwa manusia-manusia yang hadir di hidup kita itu bukanlah tempat berharap, mengadu, dan meminta yang paling baik
Bahwa manusia-manusia itu tak selamanya sebaik dan semurni itu,
Mereka bisa berubah karena hati mereka terbolak-balik
Bahwa manusia-manusia itu hanyalah titipan Allah untuk mengajarkan kita banyak hal dalam hidup
Dan bisa Allah ambil kapan saja

Tak apa, Sayang
Jika kita sedang merasa muak dengan manusia-manusia yang mengecewakan
Jika kita sedang merasa sendirian di tengah hiruk pikuk alam semesta yang tak pernah diam
Karena itu adalah sebuah pertanda

Bahwa Allah sedang ingin mengajarkan untuk hanya bergantung padaNya, yang tak pernah sedetikpun meninggalkan, apalagi mengecewakan
Bahwa Allah ingin kita berharap dan meminta hanya padaNya,
Karena Dialah satu-satunya Maha Penyayang yang tak pernah membiarkan hambaNya pergi dengan tangan kosong setelah berdoa
Bahwa Allah ingin mendengar keluh kesah kita untuk disampaikan, lalu ditunjukiNya jalan keluar terbaik, tanpa lebih dulu merasa dihakimi atau tak dihargai
Bahwa Allah ingin kita niatkan segala sesuatu yang kita lakukan hanya untukNya
Karena pasti akan dibalas dengan sebaik-baik pembalasan dan apresiasi
Bahwa Allah ingin kita sadari, bahwa kita memang butuh teman, tapi kita lebih butuh Allah di segala situasi dan kondisi
Dan semoga suatu saat nanti Allah juga anugerahkan bagi kita manusia-manusia berhati baik, yang selalu mengingatkan kita pada kebaikan dan apapun yang mendekatkan kita padaNya





Hon Nurizza

Komentar