Tentang Melepaskan


Kau tahu?
Aku sangat menyukai anak penyu itu.
Dia kecil, polos, lucu, dan juga sangat bersahaja.
Tapi rupanya bukan hanya aku yang menyukainya.
Ada banyak tangan lembut lain yang ingin membelai lembut tempurung kecilnya,
lalu menatap matanya lekat-lekat, membangun resonansi.
Ada banyak hati-hati lain yang juga menyayanginya, sama seperti hatiku.

Penyu kecil yang istimewa itu,
sangatlah menyukai lautan.
Mungkin karena sambutan hangat pasir putihnya, iringan angin semilirnya, teriakan deburan ombaknya, atau sinar matahati yang tenggelam di sisinya.
Penyu kecil itu...
Aku memang sungguh menyukainya.
tapi ia bisa jadi tidak menyukaiku.
Aku memang menginginkannya tinggal dan selalu bersamaku.
tapi bisa jadi takdir menghendakinya pergi karena masa depannya bukanlah di sini, tapi di sisi lautan yang lain.
Aku memang bisa memaksanya tidak pergi.
Tapi itu hanya akan membuat dia sedih dan menderita.
Aku tentu selalu ingin penyu itu bahagia.
Aku memang bisa memutuskan untuk selalu menunggunya di pantai yang sama.
Tapi itu hanya akan merusak diriku sendiri, menyiksanya dengan harapan-harapan kosong.
"Bagaimana kalau ia tidak kembali?"

Penyu kecil itu...
Hanyalah takdir yang tahu kemanakah akhirnya ia berlabuh.
Aku memang sangat menyukai penyu kecil itu.
Karena itulah aku memilih meninggalkan pantai ini.
Sebab berada di sini terlalu lama hanya akan menyakiti hatiku sendiri.
Sebab penyu kecil itu sudah lama pergi, entah kemana, entah sampai kapan, entah akan kembali kapan.
Penyu kecil itu...
Biarlah pantai ini kosong, tapi tetap indah dan terjaga,
daripada aku memilih menunggu di sini dan merusak seluruh isi pantai ini karena bosan menunggunya yang tak kunjung kembali.

Penyu kecil itu...
Akhirnya hatiku mengerti,
bahwa sebentuk perasaan tulus itu tidak seharusnya dirusak oleh perbuatan egois dan hati yang menginginkan secara membabi buta.
Bahwa sebentuk perasaan tulus itu hanya bisa dibuktikan dengan memberi.
Meski memberi berarti melepas pergi.
Meski memberi berarti mengikhlaskan hilang.
Meski memberi berarti tidak bisa mengenangnya lagi.

Selamat jalan Penyu Kecilku...
Arungilah lautan manapun yang kau sukai.
Tidak ada lagi yang bisa menahanmu.
Berbahagialah.
Bersyukurlah.
Yakinlah.
Dan tetaplah bersahaja.





Hon Nurizza
(hanya sebuah kumpulan kata indah)

Komentar