Play Hard: Lamongan-Gresik-Surabaya


Perjalanan ke suatu tempat yang baru, memang tak melulu nyaman, sebab kita telah memutuskan untuk meninggalkan zona aman dan nyaman yang selama ini kita huni. Tetapi, perjalanan membuat kita mendapatkan banyak hal baru, mengetahui apa yang ada di belahan bumi lain, mengetahui bagaimana orang lain menjalani hidupnya dengan yang berbeda-beda, dan tentu membuat kita mendapatkan banyak pelajaran dan kenangan, sebagai bekal masa depan, sebagai peninggalan masa lalu yang berharga, sebagai bentuk rasa syukur karena ditakdirkan segaris takdir yang demikian. As last semester students, we decide to do something different: Play hard-before and after Work hard (undergraduate thesis).

Perjalanan dimulai pada sore hari, sehabis magrib setelah kami menyelesaikan tanggungan tugas dan kewajiban di kampus. Tujuan kami pada “perjalanan” kali ini adalah Wisata Bahari Lamongan, Pantai Delegan Gresik, Tugu Pahlawan Surabaya, dan House of Sampoerna. Yang membuatnya terasa berbeda adalah, karena kami memutuskan untuk naik motor. 

Perjalanan menuju Gresik (kami memutuskan untuk stay di Gresik semalam, sebelum ke Lamogan) dari Surabaya, bisa dibilang tidak mudah. Sebab, menempuhnya dengan motor, kita harus berhadapan dengan truk-truk besar dengan barang angkutan yang beratnya berton-ton yang besar dan panjang banget. Buat kamu yang ngga terlalu pandai dan berani naik motor, sebaiknya jangan nekad, daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Bahkan sepanjang perjalanan (sby-gresik dan gresik-lamongan), kami sempat melihat ada truk penyok, dengar kabar ada truk besar yang menabrak rumah, dan mengalami yang namanya “jembatan bergoyang” karena dilewati banyak truk-truk besar. Sebagai tips, jangan lupa pakai jaket dan masker, karena banyaknya pabrik di Gresik tentu membuat udara di sepanjang jalan kamu naik motor tercemar polusi udara. Perjalanan kami memakan waktu 1-1.5 jam. As well as SBY-Gresik, ke Lamongan via Gresik juga sangat ramai dengan kendaraan besar yang merajai jalanan, sebab beberapa hari yang lalu, ada jembatan ambrol sehingga jalurnya diarahkan kesini. Perjalanan ke WBL juga kami tempuh sekitar 1-1.5 jam tergantung kondisi lalu lintas.

Tiba di WBL, kondisi disana masih tergolong sepi, karena memang masih pagi (sekitar jam sembilan) dan bukan weekend. Ada beberapa bus pariwisata yang mengangkut anak-anak TK. Pada weekday, tarif tiket di WBL seharga 70 ribu rupiah, tetapi kalau kalian menggunakan tiket terusaan ke Maharani Zoo dan Goa, kalian ditarif 91 ribu rupiah. Kalau weekend, harga tiket tentu berbeda, tiket ke WBL saja dibandrol 100 ribu rupiah (red: April 2018). Jujur, liburan di WBL itu worth it banget, karena terbilang murah serta banyak wahana gratis dan bagus. Pertama kali masuk, kita bakalan disambut sama patung-patung kodok, rumah kucing, dan bioskop 3D. Lebih masuk lagi, bakalan ada rumah sakit hantu, swinger, istana bawah laut, crazy wheel, crazy car, kano, sepeda air (bayar 5 ribu), paus dangdut, 3D art, drop zone, istana boneka, texas city, kolam renang, bumper car, dan masih banyak lagi, serta sebagian besar gratis. Bayangin kan, gimana serunya kalau kamu kesana rame-rame bareng teman-teman?. Saran saya, kalau kamu ngga yakin atau ngga berani naik wahana-wahana yang menantanga adrenalin seperti roller coaster, crazy car, dan sebangsanya, sebaiknya jangan dipaksain meskipun gratis, sayang jantung dong ya, kan cuma satu dikasihnya :’). Secara umum, menurut saya selain wahananya yang asyik dan menghibur, fasilitasnya (mushola, kamar mandi, dan kedai minuman (yang ini ngga gratis lah) ) juga lengkap, bersih, gratis, dan gampang ditemui. Top deh!. Ada lagi tipsnya nih, sebaiknya waktu awal masuk kalian pikir baik-baik pengen beli tiket yang sepaket sama Maharani zoo dan goa atau ngga? Karena Goa maharani tutup jam setengah lima,dan maharani zoo tutup magrib, meskipun gitu jam 5.an udah sepi banget dari pengunjung. Jadi menurut saya, kita harus pinter mengatur waktu biar sama-sama puas menikmati ketiga tempat tersebut. Menurut pengalaman saya, karena saking menariknya wahana di WBL, kami kesorean menuju Goa dan Maharani Zoo. Akibatnya kami kurang puas melihat-lihat dan kami menjadi pengunjung terakhir disana. Untung ngga dikunciin di zoo atau goa-nya, ya? Wkwk.

Pantai Delegan, pantai pair putih yang terletak di Gresik. Perjalanan menuju ke Lamongan (WBL) via Gresik, juga melewati jalan menuju pantai ini, lho. Menurut saya, pantai ini lumayan cantik. Cuaca panas pada sore hari dinetralkan dengan angina yang tak berhenti berhembus kencang. Ada banyak bocah yang berenang disana atau sekadar bermain layangan. Banyak juga gazebo di sekitar pantai yang asyik buat piknik. Fasilitas seperti toilet juga mushola tidak sulit ditemui. Tiket masuk untuk anak-anak seharga 5 ribu, dan dewasa 10 ribu (red:April 2018). 

Tugu Pahlawan dan House of Sampoerna adalah dua destinasi wisata sejarah yang ada di Surabaya. Di tugu pahlawan, terdapat museum sejarah yang gratis bagi pelajar dan mahasiswa, hanya dengan menunjukkan kartu pelajar saja. Di tugu pahlawan, kamu bakal disambut sama diorama-diorama keren, hibah senjata yang dipakai perang pada peristiwa 10 November, diorama drama (nobar gratis), manekuin yang menggambarkan keadaan perang zaman dulu, dan lain sebagainya. Rugi dong ya, kalau kamu menuntut ilmu di kota pahlawan ini tapi ngga pernah kesana? Tapi ngga ngerti sejarahnya? Hmmm… Adapun, House of Sampoerna terletak cukup dekat dengan tugu pahlawan (jika dengan motor). Masuk kesana, termasuk parkirnya, gratis!, kamu cukup masuk aja dan ambil tiket parkir. Di bangunan tengah, kamu bisa lihat dan foto-foto berbagai replika unik, seperti warung rokok, kedai rokok, marching band, dan mesin pencetak bungkus rokok, dan sebagainya. Di lantai atas, kamu bisa lihat real life-nya kondisi sehari-hari pegawai di pabrik rokok yang sedang bekerja dibalik jendela kaca. Di bangunan sebelah, ada kafe dan galeri lukisan juga. Tempat ini juga menyediakan tour kota menggunakan bis khusus yang ada pada jam-jam tertentu. Cukup menarik bukan?.

Sekian apa yang bisa saja bagikan saat ini. Semoga bisa bermanfaat bagi readers yang ingin mencoba pengalaman yang serupa dengan saya. Kebanyakan rencana perjalanan memang hanya berakhir wacana, tanpa realisasi. Dan kalian tahu apa yang membuatnya tidak hanya menjadi wacana, sehingga menjadi nyata dan kini menjadi kenangan? Adalah waktu yang terbatas (semisal: para mahasiswa tingkat akhir yang bentar lagi lulus dan bakalan bertebaran di muka bumi huehehe). Yeah, we did play hard, then we’ll do work hard till seeing each other on the top! See ya!     



Hon Nurizza

Komentar