Live The Life in Bogor


Yeay,  magang di luar kota, di sebuah instansi impian dengan pekerjaan yang kita sukai adalah cara terbaik dalam mengisi libur panjang. Liburan lalu, saya berkesempatan untuk magang di salah satu lembaga sains di daerah Cibinong (it seems everyone knows xaxaxa). Dan kali ini, saya akan menceritakan sedikit tentang pengalaman saya, tentang lika-liku dan "berbedanya" hidup di Bogor! 

1. Tentang Makanan

Yang namanya kebutuhan primer, pangan akan selalu menjadi nomor satu. Sejujurnya, saya kurang tahu mengenai makanan khas bogor selain asinan buah dan sayur, yang dibandrol 15 ribu untuk sekantung plastik lumayan besar. Adapun beberapa makanan sekaligus camilan yang "kelimpahannya tinggi" di daerah bogor dan sekitarnya, yaitu basreng, soto mie, ketoprak, cireng isi, kue pancong, dan seblak. Hal unik dari makanan di Bogor adalah nasi padang, yang dijual 10.000 rupiah saja untuk 1 paketnya. Satu paket itu berisi nasi dengan porsi yang cukup (kalau dine in; jika take away akan lebih banyak sebagaimana nasi padang pada umumnya), sambal cabai hijau, sayur, serundeng, sayur nangka muda, dan lauk (ayam bakar/lele/ikan mujair). Seru banget kan murahnya?. Tapi beda ceritanya kalau kita beli pecel lele alias penyetan. Disana, harga Nasi itu 4.000 rupiah, dan harga lauk-laukan seperti ayam, lele, tempe-tahu, telur, dan lainnya dibandrol dengan harga sekitar 7-12 ribuan wkwk. Harga ini lebih mahal dari harga penyetan di Surabaya (yaiyalah!). Oh ya, ada satu hal lagi yang menurut saya aneh. Kenapa saya bilang aneh? Karena biasanya saya hidup di Surabaya ya, jadi agak berbeda gitu. Hal itu adalah teh tawar. Kalau kita beli teh tawar panas, kita bakal dikasih cuma-cuma alias gratis, tapi kalo kita pesan es teh manis, harganya bisa sampai 3-4 ribu (kalau di Surabaya mah cuma 2 ribu udah dapet 5555). Terlepas dari segala keunikan kuliner yang ada di sana, menu yang paling saya suka adalah cireng isi dan ketoprak! Yey!

2. Tentang Suasana

Karena julukannya kota Hujan, sudah pasti hawa disini relatif dingin. Kalau kata mereka yang biasa hidup di Surabaya sih, kagak ada panas-panasnya nih Bogor! Wkwk. Ups, saya ngga tau sih kalau soal ini saya berlebihan atau ngga. Tapi, memang ketika pagi dan malem hari itu hawanya terbilang dingin. Angin di sore hari juga sangat kencang. Terus terang saya suka dengan suasananya, karena sudah terbiasa dengan panas di Surabaya. I am glad to feel the difference.

3. Tentang Orangnya

Memang tidak banyak orang Bogor yang saya temui di sana. Palingan cuma peneliti dan karyawan di tempat saya magang, orang-orang di rusun, para penjual makanan, mbak/mas kasih ind*mart dan al*amart, dan abang-abang g*jek. Jadi, mungkin saja pendapat saya ini tidak bisa digeneralisasikan. Menurut saya, orang-orang disana ramah-ramah, baik, dan sopan-sopan. Contohnya, peneliti yang suka menyapa, tersenyum, dan membantu, ibu penjual makanan yang suka ngasih diskon untuk anak magang, mas cleaning service yang suka kasih info makanan murah di bogor, penyewa motor yang melayani dengan gercep dan tabah, abang-abang g*jek yang sabar dan suka ngajakin ngobrol dan lain sebagainya. Nada bicara mereka cenderung halus dan sopan. Agak beda dengan di Surabaya (yaiyalah), yang tetap sopan, meski berapi-api. Saya paling suka kalau dipanggil “Neng” dan “Teh”. Maklumlah, kalau di Surabaya dan di kampung halaman biasa dipanggil Mbak ehehe.

4. Tentang Jalan-jalan!

That’s another important matter for tourist, isn’t?. Transport di Bogor terbilang gampang. Tinggal naik KRL yang super murah, kita udah bisa jalan-jalan sampai Jakarta. Meskipun kadang harus merelakan kaki pegal-pegal dan berdesakan karena KRL biasanya sangat ramai pada waktu weekend. Tempat yang wajib kamu kunjungi ketika kesini adalah Kebun Raya Bogor. Tempat ini luas banget, mulai dari Istana Bogor, museum zoologi, hingga makam belanda bisa kamu temui disana. Muterin KRB seharian, rasanya ngga puas lho karena saking luasnya!.

Sekian apa yang bisa saya bagikan di post kali ini. Senang rasanya bisa nulis di Blog ini lagi, karena saya jarang sekali memiliki waktu luang yang bertemu dengan ide menulis plus mood untuk nulis di blog. Jadi ini adalah momen yang sangat langka! Setiap perjalanan patut untuk diceritakan. Sampai jumpa di perjalanan selanjutnya!



Hon Nurizza

Komentar