Menjadi anak rantau yang hanya
pulang sebulan sekali, atau bahkan hanya bisa pulang jika “ada” waktu pulang,
membuat kita menyadari betapa berharganya waktu bersama keluarga. Oleh karena
itulah, momen liburan bagi anak kuliahan akan selalu ditunggu-tunggu. Tak
peduli itu jauh atau dekat, tak peduli itu murah ataupun mahal, asal bersama
keluarga, liburan itu pasti menyenangkan. Kesempatan kali ini, saya kan sedikit
bercerita mengenai Pulau Dewata dan Keluarga. Ya, Pulau Dewata. Tujuan liburan
paling mainstream bagi orang Indonesia. Tapi tetap saja, as I mentioned before,
as long as it is with family, it’s always special.
Ada
beberapa tempat yang sempat kami kunjungi ketika liburan ke Pulau Bali beberapa
waktu yang lalu. Tanah lot, Joger, Danau Bedugul, Pantai Pandawa, Pantai Sanur,
Pantai Kute, Pantai Nusa Dua, Pasar Sukowati, Barong Dance Batu Bulan , dan
Puja Mandala merupakan tujuan wisata kami selama tiga hari di Bali.
Di
tanah lot, terdapat pura-pura tempat sembahyang umat Hindu yang berdiri kokoh
di tengah laut dengan ombak yang besar. Joger akan selalu dengan antrian kasir
yang super panjang dan lama bahkan saat jam tutupnya tiba serta quotes di
dindingnya yang out of the box, Danau bedugul yang memberikan ingatan tentang
rintik hujan ketika melewati naik turun jalanan pegunungan juga anggunnya awan
putih yang mengambang di atas hijaunya air danau, Pantai Pandawa yang tak hanya
sungguh indah luar biasa, tetapi juga sangat panas luar biasa, Pantai Sanur
yang terkenal dengan lezatnya sup kepala ikan kakap yang menggoda, Pantai Kute
dimana kami mengagumi indahnya sunset, tetapi setelah itu mengeluh kelelahan
menunggu angkot yang tak kunjung lewat karena ada kunjungan presiden, Pantai
Nusa Dua yang super atraktif dengan bermacam wahana air, pulau penyu yang
ramah, dan pemandangan bawah laut yang jernih, Pasar Sukowati yang banjir
penglaris di pagi hari, Barong Dance Batu Bulan yang lumayan kocak bercampur
mistis, serta Puja Mandala yang mengingatkan kami tentang keberagaman dan kasih
sayang pada Jumat itu.
Bagian yang
paling saya sukai ketika liburan kala itu adalah ketika saya sedang berdiri
sendirian di dek kapal. Waktu itu, orang-orang sedang sibuk berfoto,
berselonjoran kaki di kursi-kursi panjang yang memang disediakan disana, atau
sekadar menikmati udara malam. Malam itu anginnya sangat kencang, dingin, gelap
sekali, juga air laut di bawah terasa mencekam dan membuat begidik takut. Tetapi
langit diatas sana begitu cantik, banyak bintang tak terhitung. Juga
pemandangan daratan yang mengelilingi selat kecil ini yang begitu cantik dengan
kerlap kerlip lampu. Pun, sorot merkusuar yang keren sekali dari kejauhan.
Tak melulu
tentang liburan, berfoto, beli oleh-oleh dan senyam-senyum bahagia di tempat
wisata, perjalanan ke Bali kala itu juga tentang Bus yang harus direparasi dan
membuat kami menunggu selama 5 jam, Kemacetan yang panjang padahal sejengkal
lagi kami sudah sampai rumah, tentang pentingnya selalu menjaga perkataan
dimanapun kita berada dan dengan siapapun kita berhadapan, juga tentang
berbagi-tak tanggung-tanggung seberapa banyaknya, selagi bisa, selagi mampu.
Sekian
cerita liburan kali ini. Menghabiskan waktu bersama teman-teman dekat memang
sangat seru. Tetapi memilih pulang dan meluangkan waktu liburan bersama
keluarga juga tidak kalah menyenangkan, meskipun harus dinikmati dengan cara
yang sedikit berbeda. Apapun itu, bukankah kita harus banyak-banyak
menghabiskan waktu bersama mereka yang kita sayangi selagi bisa? Apa salahnya
meninggalkan “dunia”kita sejenak untuk sekadar berbicang santai bersama mereka?
If it makes u happy, it’s never be wrong!
Komentar
Posting Komentar