(Rembulan di Balai Desa pada Malam Pengabdian *eaak)
Setiap hal menakjubkan dan memori-memori baru
yang menyenangkan untuk diingat akan hadir dalam hidup kita ketika kita
memutuskan untuk melakukan perjalanan. Perjalanan berarti pergi ke suatu tempat
yang baru, melakukan sesuatu yang baru, mengalami hal baru, dan bertemu dengan
orang-orang yang baru. Dengan seluruh hal yang baru itulah kita akan belajar
banyak. Sedikit banyak pelajaran itu akan membuat hidup kita menjadi lebih
baik, menjadi diri yang kuat dan mandiri. Dan KKN (Kuliah Kerja Nyata) adalah
salah satu perjalanan yang memiliki dan mengajarkan semua itu. Diluar seluruh
“cacat”nya yang sangat disayangkan menodai hari-hari awal dijalankannya program
ini hingga pada hari penerjunan, perjalanan tentang KKN sendiri tetaplah
perjalanan yang seru untuk diceritakan dan diambil hikmahnya sebagai sarana
penempaan diri. FYI, Sekitar beberapa minggu yang lalu, Saya dan 9 orang teman
dikirim untuk KKN di sebuah desa di Probolinggo. Dan inilah secuil pelajaran
yang dapat diambil dari perjalanan baru :
1. Belajar Menjadi "Muslimah yang baik"
Kegiatan KKN
yang dilakukan berhari-hari dan bertempat di luar kota, sudah pasti
mengharuskan kami untuk menginap. Ada beberapa kelompok yang bersepakat untuk
mengontrak hanya 1 rumah saja untuk semua anggota karena alasan anggaran dan
keefisiensian waktu. Sayangnya, termasuk kelompokku. Untuk itu, sebagai seorang muslimah, akan sangat banyak hal yang harus dijaga karena serumah dengan non mahram, mulai dari aurat hingga perilaku sehari-hari kita. Memakai kerudung dan gamis/rok seharian di rumah, memakai kaus kaki sesaat setelah wudhu, dan tetap harus waspada ketika tidur memang bukanlah hal yang biasa dilakukan dan mudah untuk dikerjakan terus-menerus. Tapi itulah yang KKN ajarkan kepada kami, para muslimah. Selain itu, masalah ibadah adalah hal urgen yang harus tetap diutamakan di sela-sela padatnya proker dan keadaan yang serba terbatas. KKN juga sedikit banyak mengajarkan untuk bersyukur, karena tidak semua orang dimudahkan oleh Allah SWT mengikuti perintahNya.
2. Mengunjungi Rumah Warga Se-Dusun!
Amanah utama dari kampus yang diberikan kepada kami adalah melakukan sensus mengenai kesehatan dan sanitasi warga di beberapa dusun. Jadilah kami mengunjungi satu per satu rumah warga. Dari mulai disambut dengan baik, disuguhi macem-macem, dianter ke rumah-rumah tetangga, dapat alamat loundry, hingga dikira sales dan tukang hipnotis adalah pengalaman seru yang kami dapatkan karena amanat tersebut. Berkat sensus itu pun, kami paham bahwa sebagian warga disana belum sadar akan pentingnya memiliki dan buang air di toilet. Pasalnya, beberapa warga yang meskipun rumahnya terbilang "lumayan", tidak memiliki WC dan lebih memilih untuk BAB di sungai. Selain itu, tempat-tempat wudhu di mushola-mushola juga jarang dilengkapi dengan keran dan hanya tersedia bak penampungan air. Padahal kan, air yag menggenang itu lebih rawan untuk terkontaminasi dan berpotensi sebagai tempat berkembangnya nyamuk kan? Nah, mungkin ini sih yang bisa buat pe-er untuk universitas tercinta dan adek-adek kelas kami yang akan KKN periode ke depan.
3. Jika aku menjadi: Guru SD
Salah satu proker mainstream yang selalu ada pada listnya anak KKN adalah mengajar di SD, lalu ngadain acara cuci tangan bareng, sikat gigi bareng, hingga lomba ala-ala 17 agustusan. Well, dan itu jugalah yang akhirnya kami berhasil lakukan. Meski hanya seminggu, berurusan dengan anak SD apalagi sewaktu mengajar mereka di kelas merupakan sebuah tantangan tersendiri. Menjadi guru kelas-di SD itu harus sabar, kreatif, dan tahan banting. Harus sabar ketika beberapa anak susah sekali diatur untuk diam dan memperhatikan di dalam kelas, tidak malah jahil menganggu teman-temannya. Kreatif karena ada beberapa anak yang susah sekali paham dengan apa yang kami ajarkan. Plus, di sekolah itu tidak tersedia mata pelajaran bahasa inggris, padahal kan bahasa inggris itu penting banget di era milenial macam ini. Jadilah kami dengan kreatif mengajak mereka untuk belajar bahsa inggris. Tahan banting karena saking kreatifnya kami membuat media belajar bahasa inggris, separuh kelas menangis sebab kalah dalam lomba tim. Kalau tidak tahan banting, kami bisa ikutan nangis :'). Tak hanya itu, menurut saya pribadi, berteman dengan anak SD itu seru! karena mereka mudah akrab, selalu ceria, ada saja yang dilakukan, dan kreatif. Pernah suatu ketika mereka datang ke posko kami untuk meminta buah jambu biji di depan posko. Anehnya mereka membawa micin dan meminta cabe. Eh ternyata mereka ingin ngemil jambunya dengan sambel rujak micin :"(. Semacam miris, tapi ingin ketawa :D
4. Kangen sama Toilet kos/rumah
Salah satu keterbatasan yang kami dapatkan ketika KKN adalah masalah kamar mandi di kos yang sangat jauh dari ekspektasi kami. Bisa dibilang, kamar mandi kami itu sedikit terbuka dan sangat sempit, macam yang kalian tahu di desa-desa pelosok itu. Beruntungnya, posisinya masih di dalam rumah, bersebelahan dengan dapur. Pun, listrik yang mudah padam akibat kebanyakan muatan. Jadilah saya, setiap pagi buta ketika yang lain masih tidur, bangun untuk mandi, sambil terus mengamati sekitar. Dari mulai ngga tenang, buru-buru, hingga ketakutan adalah hal menyebalkan yang saya rasakan ketika mandi. Menyedihkan sekali. Pun, ketika saya keduluan teman ketika mandi atau kesiangan untuk mandi. Jadilah harus mengantri dengan sabar karena kami bersepuluh. Dan ketika saya selesai KKN, saya bersyukur sekali karena kamar mandi kos dan rumah saya yang keadaannya lebih baik. Ya karena hal sekecil itu saja rupanya bisa membuat kita bersyukur.
5. Hal Unik dari Tempat itu
Salah satu hal yang menyenangkan dari KKN di daerah yang banyak tempat wisatanya adalah kita bisa sekalian berlibur. Beruntungnya, saya dan kelompok mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Pulau Gili Ketapang yang kaya akan terumbu karangnya yang indah juga pemandangan pantainya yang masih sangat cantik dan Danau Ranau Agung, yang tak mudah ditempuh perjalanannya, tapi menyuguhkan pemandangan yang luar biasa indah dengan tebing-tebing di salah satu sisinya, juga udara yang masih dingin dan sejuk. Di luar itu, ada satu tempat lagi yang berhasil saya dan teman saya kunjungi, yaitu Padepokan Dimas Kanjeng. Meskipun hanya berfoto-foto dan mewawancarai santri-santrinya (seriusan, santrinya yang masih aktif ini!), karena kami tidak diperblehkan masuk ke kompleks padepokan, tapi cukup banyak pelajaran juga yang bisa kami dapat. Intinya, menuntut ilmu dan ngaji agama-lah yang lurus. Meskipun ada seseorang yang begitu hebat, tetaplah sadar bahwa kehebatan orang itu adalah karunia Allah SWT dan jangan sampai melakukan hal-hal untuk menyekutukanNya. Masalah rezeki sudah ada yang mengatur, tinggal kita jemput dengan cara yang benar. Lhoo, kenapa saya jadi ceramah begini wkwk. Ah yasudahlah, memang bepergian ke tempat yang "berbeda" itu akan membuat kita mengerti lebih banyak cara pandang orang lain, bukan?
6. Jika aku menjadi: Kader Posyandu Vaksinasi MR
Salah satu hal terasyik versi saya ketika KKN adalah ketika membantu bidan desa, petugas puskesmas, dan ibu-ibu PKK saat Posyandu. Anak-anak kecil selalu lucu dan menggemaskan. Beberapa diantara kami ada yang bertugas memberikan vitamin A, mengukur tinggi badan anak, memegangi anak yang akan disuntik vaksin, hingga meniup balon. Meskipun sederhana, tetapi kegiatan ini seru sekali. Rata-rata ibu-ibu disini juga sudah mengerti arti penting vaksin bagi anaknya di masa depan. Salut deh!
7. Es Teler Durian yang Menggoda~
Kuliner adalah salah satu dari beberapa hal yang pasti excited untuk kita coba ketika mendatangi sebuah daerah. Di kota tempat saya KKN ini, sayangnya saya tidak menemukan kuliner khasnya. Entah memang tidak ada di sekitar kos kami, atau karena kami yang selalu masak sendiri, atau karena saya memang tidak tahu apa makanan khas daerah tersebut selain tape. Namun, ada satu kuliner yang saya ingat hingga sekarang, dan itu saya temui di desa sebelah. Es teler ekstra durian. Rasanya yang segar, enak, dan ngga pelit durian, ternyata cuma dibandrol 12 ribu saja. Belum lagi, es itu dijual di sebuah kafe yang cozy karena desain dindingnya yang instagramable dan ada banyak buku disana. Waah, semacam kafe keren yang ngga nyangka ada di desa!. Adakah dari kalian yang terinsipirasi?
8. Menghargai Seluruh Disiplin Ilmu dan Bahagia Menjadi Diri Sendiri
KKN adalah sarana kita berinteraksi dengan mahasiswa dari jurusan lain. Dengan bidang ilmu masing-masing, menjadikan kita mengerti bahwa seluruh bidang ilmu itu sama-sama penting dan bermanfaat bagi sesama. Tentu ini sudah bukan hal baru untuk dijelaskan kan?!. Kalau tentang bahagia menjadi diri sendiri, tentu ini karena masing-masing diri memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Dan perbedaan itu menjadi ciri khas yang unik yang juga dimiliki oleh masing-masing orang. Bahagia menjadi diri sendiri adalah tidak membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain serta bergaul dengan mereka dengan caramu sendiri. Terus memperbaiki diri tanpa menjadi orang lain. Itulah salah satu yang KKN ajarkan pada saya.
Sekian apa yang bisa saya ceritakan kali ini. Intinya, seluruh proker KKN itu mengajarkan kita untuk berurusan dengan orang lain dan berpikir bagaimana caranya kita bisa membantu mereka keluar dari masalah sehari-harinya. Sebagai mahasiswa, kewajiban untuk bermanfaat bagi masyarakat tentu bukan lagi hal yang baru terdengar. Dan semoga saja, bukan hanya di KKN, tetapi juga di banyak kesempatan yang lain, kita juga dizinkan untuk memberi manfaat kepada orang banyak dengan bidang ilmu yang kita pelajari, dengan ilmu yang kita cintai.Aamiin.
Jika ada tiga kata tentang KKN. Buatku itu...
MENANTANG, SABAR, dan BARU
-Hon Nurizza-
Komentar
Posting Komentar