“Don’t
underestimate me because I’m quiet. I know more than I say, think more than I
speak and observe more than you know.” ~ Michaela Chung
Terlahir
sebagai seorang introvert bagaikan dianugerahi suatu keistimewaan yang menuntut
ketangguhan hati seumur hidup. Bagaimana tidak? Seorang introvert harus hidup
di dunia yang serba ekstrovert. Mereka sering kali disalahpahami oleh orang-orang
yang tidak mengerti.
Introvert adalah salah satu kepribadian manusia
menurut klasifikasi yang dilakukan Carl Jung, seorang psikolog Swiss. Berbeda
dengan ekstrovert dan ambivert, introvert memiliki kepribadian tertutup karena
mereka cenderung memusatkan pikiran ke dalam diri dan mendapatkan energi ketika
berada di tempat yang senyap&sepi. Mereka yang introvert tidak terlalu suka
pergi ke sebuah pesta yang sangat ramai karena itu akan menghabiskan energinya.
Namun, mereka justru tidak sedikit pun merasa bosan ketika berjam-jam
menghabiskan waktu sendirian di dalam rumah. Mereka bahkan sering dianggap
sombong, egois, dan antisosial karena tidak menyukai basa-basi dan hanya
memiliki lingkaran pertemanan yang kecil. Selain itu, mereka juga lebih menyukai
kegiatan menulis beratus-ratus kata dibandingkan berbicara sampai mulut
berbusa-busa.
Meski beberapa ciri seorang introvert bisa terlihat sangat
absurd bagi mereka yang non introvert, terlahir sebagai seorang
introvert bukanlah suatu kelainan atau cacat. Hans Eysenck, psikolog Jerman
menyatakan bahwa otak introvert dan ekstrovert bekerja dengan cara yang
berbeda. Aliran darah pada otak introvert cenderung berpusat pada lobus frontal dan anterior thalamus (bagian otak yang aktif dalam perencanaan, problem
solving, dan penalaran), sedangkan aliran darah ekstrovert cenderung berpusat
pada anterior cinggulate gyrus, lobus temporal, dan posterior thalamus yang berperan besar dalam interpretasi data sensori.
Akibatnya, seorang introvert akan cenderung mencari solusi atas sebuah masalah
dari dalam dirinya sementara seorang ekstrovert melakukan yang sebaliknya.
Selain itu, otak introvert cenderung sangat sensitif terhadap kadar dopamin
sehingga hanya memerlukan sedikit rangsangan dari lingkungan luar untuk
membuatnya merasa bahagia. Sebaliknya, ekstrovert membutuhkan lebih banyak
rangsangan dari lingkungan luar untuk memacu otak merilis dopamin. Karena kerja
otaknya yang berbeda, kini menjadi masuk akal mengapa introvert memiliki
perilaku yang berbeda dari ekstrovert.
Ironisnya, seorang introvert seringkali
membanding-bandingkan hal yang dipandangnya sebagai kekurangan dengan kelebihan
yang dimiliki mayoritas ekstrovert. Hal tersebut tentunya akan sangat menyedihkan
dan menyakitkan. Kalau kamu sudah yakin bahwa kamu adalah introvert dan
seringkali merasa kurang beruntung, kamu wajib mengantongi amunisi-amunisi
berikut ini untuk tetap bertahan hidup. Check it out!
1.
Kenali dan cintai
dirimu sendiri
Salah satu tanda kalau kamu sudah
mengenal dan mencintai dirimu adalah ketika kamu mulai berhenti membandingkan
diri sendiri dengan mereka yang ekstrovert. Kalau kamu masih melakukannya,
berarti kamu masih belum sepenuhnya memahami apa itu introvert. Cobalah sering-sering
baca buku atau artikel terkait introvert agar kamu semakin memahami bahwa sama
halnya dengan ekstrovert, introvert juga memiliki banyak kelebihan.
Selanjutnya, kamu harus belajar
mencintai dirimu apa adanya sebab mencintai diri sendiri dapat membuat hidupmu
menjadi lebih baik. Dengan mencintai diri sendiri, kamu akan tampil lebih
percaya diri dan terhindar dari perasaan minder. Inilah kunci para introvert
untuk menaklukan dunia! Apalagi kalau kamu punya segudang bakat dan prestasi, sayang dong kalau tidak percaya diri?
2.
Bulatkan Tekad untuk beradaptasi
Meskipun
introvert merupakan suatu hal yang normal, menjadi manusia sosial adalah takdir
yang tak bisa dipungkiri. Oleh karena itu, kamu tetap perlu beradaptasi.
Mungkin hal ini akan sulit kamu mengerti pada awalnya, tetapi ketika kamu tetap
memutuskan untuk mencoba, kamu akan mendapatkan hal luar biasa pada akhirnya.
Dengan
memutuskan tekad bulat untuk beradaptasi berarti kamu harus siap mengambil
resiko kehilangan banyak energi untuk melakukan aktivitas yang sama sekali baru
bersama orang-orang di sekitarmu. Bahkan sesekali kamu harus menahan perasaan
‘ingin lari’ yang tak jarang menyergapmu. Tak apa, karena pada akhirnya kamu
akan menyadari betapa banyak kesempatan yang berhasil kamu raih; teman-teman
baru yang kamu dapatkan; hikmah&gagasan cemerlang yang tak pernah kamu
dengar; bahkan pengalaman yang tak terlupakan; dari keputusan beranimu yang
memutuskan untuk beradaptasi. Kamu sungguh tidak perlu memaksakan dirimu,
karena yang akan membuatmu sampai adalah langkah-langkah kecil yang ditapaki
secara kontinu.
Satu
lagi, tidak cuma introvert kok yang
harus beradaptasi. Terkadang, ekstrovert juga perlu beradaptasi sebab terlalu
ekstrovert juga tidak baik.
3.
Tuliskan ribuan
impianmu & beri harga yang sepadan dengan kerja keras
Agar
lebih mudah membulatkan tekad dalam beradaptasi, kita harus selalu dalam
keadaan termotivasi. Well, salah satu
cara agar selalu termotivasi adalah dengan memiliki banyak hal yang ingin
dicapai sepanjang hidup. Bukannya serakah, tapi Tuhan sendiri yang
mempersilahkan hambaNya agar tak segan berdoa. Buat kamu para introvert, kamu
juga bisa coba cara ini. Tegaskan ribuan impianmu dengan menuliskannya di atas
kertas. Menempelkannya di dinding kamar juga akan selalu membuat setiap pagimu
menjadi lebih positif. Tak berhenti sampai disana, kamu juga harus selalu ingat
bahwa impian akan selamanya menjadi angan kalau kamu tidak memutuskan untuk
mati-matian menjemputnya. Nah, dengan sibuknya kamu bekerja keras
merealisasikan impian-impianmu, kini sudah tak ada lagi waktu meratapi
kekurangan. Nggak percaya pada
kekuatan mimpi yang ditulis? Coba deh search
video motivasi “Pembuat Jejak” karya Danang A. Prabowo dan banyak video lainnya
di Youtube.
4.
Sekali-kali,
hempaskan dirimu dari zona nyaman
Keluar
dari zona nyaman memang tidak menyenangkan, tetapi itulah yang akan membuatmu
tumbuh besar dan kokoh. Mungkin kamu sering merasa kehilangan banyak kesempatan
yang berhubungan dengan dunia sosial hanya karena kamu adalah seorang
introvert. Akan tetapi, hal itu sebenarnya salah besar. Ketika kamu kehilangan
kesempatan, itu karena kamu memang tidak mau mengambilnya, tidak mau keluar
dari zona nyamanmu. Kamu tentu tak ingin terus-terusan terpuruk meratapi
kesempatan yang hilang itu, bukan? Maka beranilah! Sesekali hempaskan dirimu
keluar jauh-jauh dari kenyamanan kamarmu yang homey&sepi. Sesekali, sebagai introvert kamu juga perlu ikutan
organisasi di sekolah/kampus/desa/kompleks perumahan, komunitas yang dapat
mengembangkan bakatmu, atau suatu kepanitiaan untuk melatih softskill. Jika hal tersebut kamu rasa
terlalu sulit, kamu bisa mulai dengan kegiatan menyapa teman-teman atau
tetanggamu ketika bertemu di jalan.
Dalam
melakukannya, kamu tidak perlu berpura-pura menjadi orang lain, tak perlu pula
khawatir dengan tindakan antimainstream
versimu akan dianggap aneh oleh orang lain. Takut dikatain orang? Ingatlah
selalu bahwa masing-masing diri adalah pemeran utama di panggungnya
masing-masing. Ketika orang lain sibuk mengkritik kita, artinya mereka terlalu
sibuk menjadi penonton di panggung kita dan lupa untuk menjadi pemeran utama di
panggungnya sendiri. Di saat kita sedang sibuk memperbaiki kualitas diri,
mereka justru baru menyadari telah tertinggal sangat jauh karena terlalu asyik
duduk diam mengamati hidup kita.
5.
Cobalah ikut
kegiatan sosial yang sesuai passion
Meskipun introvert identik dengan
tidak menyukai kegiatan sosial, tapi cobalah saran yang satu ini. Kegiatan
sosial yang dimaksud adalah kegiatan atau aktivitas sosial dimana kita dapat
mendedikasikan diri untuk membantu orang lain yang memiliki keterbatasan.
Misalnya, kamu memiliki ketertarikan yang tinggi di bidang pendidikan. Kamu
bisa banget ikut kegiatan mengajar anak-anak jalanan setiap akhir pekan. Tak
perlu takut, apalagi minder. Kamu bisa memulainya perlahan hanya dengan
mengamati dan meniru.
Tetapi kenapa
sih harus kegiatan sosial? Karena sebaik-baik manusia adalah mereka yang
bermanfaat bagi orang lain. Introvert juga bisa kok menjadi sebaik-baiknya manusia. Selain itu, menolong orang lain
terbukti memiliki dampak yang sangat baik bagi kesehatan fisik dan psikismu
lho, guys!
6.
Kamu wajib ikut
beragam komunitas di dunia yang serba digital ini!
Di era yang serba digital ini,
jalan untuk bergabung ke banyak komunitas positif yang dapat mengembangkan
bakat dan minat kita menjadi sangat mudah. Buat kamu para introvert, ini
menjadi keuntungan sekaligus kesempatan besar yang tidak boleh kamu lewatkan.
Komunitas online masa kini sangat
beragam jenisnya. Mulai dari komunitas entrepreneur,
komunitas beasiswa luar negeri, komunitas belajar bahasa asing, komunitas
menulis, hingga komunitas keagamaan, semuanya ada. Cara bergabungnya pun sangat
mudah. Cukup bermodal smartphone dan
akses internet, kamu bisa langsung terhubung dengan orang-orang di belahan
dunia manapun di suatu grup sosial media. Dengan begini, kamu yang introvert
tetap bisa mengembangkan minat dan bakatmu tanpa harus mengorbankan me-time milikmu.
7.
Bersyukurlah karena
terlahir sebagai introvert
Memang belum banyak diketahui
orang, tetapi introvert memiliki beberapa kelebihan yang istimewa. Seorang
introvert biasanya memiliki imajinasi yang tinggi dan sangat luas sehingga
beberapa diantaranya bisa sukses berkarir sebagai penulis ternama (eg: J. K Rowling). Seorang intovert juga
cenderung kreatif, tekun, mandiri, dan sabar. Mereka biasanya memiliki kekuatan
konsentrasi yang luar biasa. Beberapa diantaranya bahkan sukses menjadi ilmuan
dan pengusaha terkenal (eg: Issac
Newton, Albert Einstein, Bill Gates). Selain itu, sifat introvert yang
cenderung suka mendengarkan, bijaksana, dan rendah hati membuat mereka
berpotensi menjadi pemimpin yang baik. Tentu kamu mengenal Abraham Lincoln dan
Barrack Obama, kan? Yap, mereka
adalah sosok pemimpin yang ternyata introvert. Berdasarkan kelebihan-kelebihan
tersebut, seharusnya kamu lebih banyak bersyukur. Mungkin saat ini kamu memang
belum sehebat mereka. Tetapi, asalkan kamu mulai menerima dirimu apa adanya dan
yakin akan kelebihan-kelebihanmu, kamu pasti akan menggenggamnya suatu saat
nanti.
Pada
hakikatnya, introvert dan ekstrovert bukanlah suatu determinasi yang mutlak.
Masing-masing individu memiliki kedua sisi kepribadian tersebut. Hanya saja,
setiap individu memiliki kecenderungan pada salah satu sisinya. Seseorang yang
berkepribadian introvert terkadang dapat dijumpai sebagai seorang yang supel,
senang bergaul, dan ramah. Hal tersebut bukan berarti mereka telah
bertransformasi menjadi ekstrovert. Mereka hanya telah berhasil mengurangi
kadar ke-introvert-an mereka karena sering melatih diri untuk berdaptasi.
Kini,
giliran kamu yang harus memutuskan langkahmu. Tentu kamu tak ingin lebih lama
lagi menjadi sad introvert yang
selalu menyalahkan diri sendiri&takdir. Well,
menjalani hidup sebagai ekstrovert memang membuat hampir segala sesuatu menjadi
lebih mudah, tetapi terlahir sebagai introvert merupakan anugerah yang istimewanya tiada banding
sehingga menuntut ketangguhan hati seumur hidup untuk tetap menggenggamnya.
“Iam proud to be a happy introvert.
I find my self as a bestfriend for me, i have universe in my mind, and i do believe in my
tremendous imaginations called DREAMS”
-Anonim-
NB: Artikel yang sama juga terbit di Hipwee
Komentar
Posting Komentar